Skip to main content

OPINI SISWA PADA VIDEO : SERI DISKUSI SUMPAH PEMUDA - BAHASA INDONESIA DAN GENERASI KINI

OPINI PADA VIDEO



Nama    : A.A Ayu Widiantari

NIM      : 120211681


Bahasa Indonesia dan Bahasa “Es Teler”

Oleh Ayu Widiantari


            Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan dicetuskannya bahasa Melayu-Riau sebagai dasar Bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 lalu, perkembangan bahasa Indonesia terus meningkat. Bahasa Indonesia semakin berkembang dan beradaptasi, tetapi seiring perkembangan globalisasi pengaruh masuknya Bahasa asing di Indonesia membuat ketertarikan masyarakat Indonesia untuk memperdalam Bahasa Indonesia menjadi kurang dan lebih memilih untuk mempelajari bahasa asing terutama Bahasa Inggris yang dianggap lebih keren. Oleh sebab itu praktik atau penggunaan bahasa baku jarang digunakan dalam kehidupan sehari hari. Pada kalangan milenial, bahasa indonesia telah mengalami pergeseran akibat adanya bahasa gaul yang berdasarkan bahasa inggris khususnya pada anak – anak wilayah Jakarta Selatan.

            Diskusi dalam rangkaian peringatan Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh Komunitas Salihara membuat saya ingin berpikir lagi tentang bahasa . Diskusi ini mengangkat tema  “ Bahasa Indonesia dan Generasi Kini” dengan pembicara Kak Ivan Lanin yang merupakan seorang wikipediawan serta aktivis pengamat bahasa Indonesia dan Kak Cania Citta Irlanie yang merupakan watawan serta pembuat konten Geotimes. Dalam diskusi ini, bahasa Indonesia dikatakan memiliki posisi yang unik dalam pembentukan nasionalisme bangsa karena bahasa Indonesia tidak dikonstruksikan dari bahasa para penjajah. Bahasa Indonesia bersifat fleksibel, terbuka dan menyerap bahasa lokal serta bahasa internasional. Nasionalisme bangsa Indonesia yang pertama adalah nasionalisme bahasa yang mana istilah bahasa Indonesia dikemukakan oleh M.Tabrani pada Kongres Pemuda I tanggal 2 Mei 1926 serta digaungkan pada Kongres Pemuda II bahwa kita berbahasa satu, bahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu banyak pertanyaan- pertanyaan yang muncul mengenai bahasa Indonesia. Apakah bahasa Indonesia masih bisa dipertahankan meski adanya arus globalisasi? Mengapa anak zaman kini lebih mengutamakan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indoesia? Apakah boleh menggunakan bahasa yang dicampur sepertis es teler? 

            Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berfungsi untuk memudahkan manusia dalam berinteraksi. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Begitu pula dengan bahasa, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sejak dikukuhkan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional negara Indonesia, maka di setiap komunikasi kita menggunakan bahasa Indonesia. Bukan berarti kita bangsa Indonesia melupakan bahasa ibu atau bahasa daerah asal kita. Keberagaman bahasa daerah yang ada di Indonesia membuat kita membutuhkan satu bahasa sebagai pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia. Peran bahasa Indonesia dalam membangun karakter bangsa juga sudah dinyatakan dalam Pasal 36c Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hal ini semakin menguatkan bahasa persatuan Indonesia dilihat dari bahasanya.

            Saya menggunakan es teler sebagai perumpamaan bahasa yang dicampur-campur, contohnya seperti yang diunggah akun twitter Uly Theresia @ulytheresia menuliskan contoh gaya bahasa anak Jakarta Selatan. “Aku udah gak se-young dulu lagi. Aku ketemu orang which is lebih muda than me. Aku tuh literally gak nyangka. Jadi kek baru sadar gitu. Aku kan jadi confuse gimana gitu. Karna aku tuh masih young, wild, and free. #AnakJaksel”. Kaum milenial atau anak zaman sekarang menganggap bahasa campuran lebih terlihat keren dibandingkan dengan bahasa Indonesia itu sendiri. Di sisi lain, masih terdapat beberapa kaum milenial dan kaum masyakarat yang lebih sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari – hari. Dalam hal ini, tidak seharusnya masyarakat Indonesia melupakan bahasa asing khususnya bahasa Inggris, dimana peran bahasa Inggris ini merupakan perantara membangun hubungan antara Indonesia dengan negara lain di dunia. Penggunaan bahasa asing semakin memperoleh tempat dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia. Pusat belanja, permukiman atau apartemen, pertokoan, memberikan peluang dalam menggunakan bahasa asing. Seperti nama toko, merek dagangan, iklan, ruang promosi, seminar atau diskusi kecil, hingga judul buku tertulis lebih banyak menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. Alasannya masih sama, bahasa Indonesia kurang menarik.

Perkembangan zaman memunculkan pentingnya relevansi bahasa untuk pelestariannya dalam peradaban dunia. Pentingnya bahasa nasional untuk tetap ada adalah karena bahasa nasional memberikan kesempatan bagi industri nasional dan lokal untuk bisa hidup. Contohnya adalah industri film lokal yang masih bisa eksis meskipun ada film internasional seperti Avengers. Hal ini karena ada hambatan dalam pemahaman bahasa serta ada lelucon yang tidak bisa dipahami oleh penonton dalam bahasa Inggris sehingga film dalam bahasa Indonesia masih laku di pasaran. Selain itu, pelestarian bahasa nasional juga diperlukan sebagai proteksi sementara dalam masa transisi menuju cosmopolitan, global citizen, global language untuk peradaban yang lebih efisien dan pengurangan biaya dalam kegiatan tertentu yang memerlukan terjemahan bahasa.

Relevansi itu diciptakan dan bahasa pada umumnya harus dikonstruksikan ke masyarakat. Dalam tantangan global kita dapat melihat bahwa kepentingan dalam berbahasa Indonesia hanyalah sebuah kegiatan ekonomi yang harus memberikan daya tawar yang tinggi untuk mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan jumlah penggunanya. Bahasa Indonesia penting untuk proteksi dalam monopoli pasar internasional serta persiapan menuju transisi global citizenship. Wujud pelestarian bahasa Indonesia tidak perlu menggunakan banyak regulasi serta pemaksaan dan pembatasan yang membuat kebebasan mereka terbatas dan menimbulkan konflik.  Untuk mengiringi berkembangnya bahasa Inggris yang mewajibkan adanya tes TOEFL, pemerintah Indonesia memiliki Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang sudah siap digunakan untuk menilai kemampuan berbahasa suatu individu dan akan bersifat wajib bagi kalangan pelaku dalam pemerintahan yang merupakan orang berpengaruh bagi perkembangan dalam kehidupan masyarakat. 

“Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing”

Sumber URL twitter: https://twitter.com/ulytheresia?s=11


Nama    : Ni Putu Ellen Aurellia Wardana Putri
NIM      : 120211640


Bahasa Indonesia dengan Generasi Masa Kini

 

Negara mulai terbentuk setelah bahasa. Bahasa sendiri umurnya jauh lebih tua dari Negara tersebut. Sehingga dalam suatu Negara terkadang memiliki berbagai macam bahasa yang sudah dimiliki sebelum Negara itu ada. Bahasa Indonesia merupakan bahasa campuran antara Bahasa Melayu Kuno dan Bahasa Melayu Riau. Bahasa Indonesia sendiri telah di proklamirkan pertama kali pada Hari Sumpah Pemuda. 

Pengucapan Bahasa Indonesia sendiri biasanya menggunakan versi sehari hari yang kerap kali digabungkan dengan bahasa daerah atau bahasa gaul. Saat ini adalah generasi milenial, masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital. Hal tersebut berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia, keadaan yang ada sekarang adalah fungsi bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa asing dan adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah bahasa asing. 

Bahasa gaul atau sering disebut bahasa slank adalah bahasa yang berasal dari bahasa serapan antara bahasa inggris dan budaya bahasa negara lain. Bahasa slank ini sering diselipkan dalam komunikasi sehari-hari antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok begitu pula sebaliknya dan saling berhubungan. Pengguna yang dapat kita ketahui sebagai pengguna tetap adalah para generasi millenial. 

Padahal  dalam bahasa Indonesianya ada, dikarenakan sikap yang menyakini bahwa akan terlihat modern, dan terpelajar dan dengan alasan mempermudah komunikasi di era milenial. Istilah generasi Milenial dewasa ini sedang viral, khususnya di media sosial. Generasi ini hadir sebagai bentuk diferensiasi antara generasi zaman dulu yang eksis di tahun 90-an dengan generasi yang sedang eksis di zaman sekarang. Dari segia usia, bisa dikatakan generasi milenial adalah mereka yang saat ini berada pada rentang umur 15-30 tahun.

Bahasa Indonesia sangatlah fleksibel. Bahasa Indonesia memiliki 2 fungsi yaitu bahasa nasional dan bahasa resmi jadi dalam seluruh acara kegiatan kenegaraan atau acara resmi diwajibkan untuk menggunakan Bahasa Indonesia. Keuntungan dari hanya memiliki satu bahasa, setiap kita ke penjuru Indonesia kita dapat menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi sehingga tidak terjadinya kesalahan komunikasi. Bicara tentang bahasa kita tidak dapet memungkiri cara pengucapan setiap orang itu berbeda beda karena bahasa ini sangat fleksibel maka dapat diucapkan dengan gaya dan logat masing masing daerah.

Seperti yang sudah kita lihat sekarang ini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai hilang dikalangan generasi milenial. Selain Bahasa Indonesia bahasa daerah pun mulai tidak lagi digunakan orang tua cenderung mengfajarkan anak anaknya dengan bahasa asing seperti bahasa inggris. Memang Bahasa Inggris itu diperlukan dijaman sekarang selain untuk menambah wawasan bahasa dapat juga memudahkan dalam berbagai macam hal seperti melamar pekerjaan.  Mendidik anak menggunakan bahasa daerah juga perlu untuk mengajarkan dan melestarikan bahasa daerah yang merupakan budaya dan nilai luhur daerah. Fenomenanya, desa atau kampung-kampung yang biasanya menjaga kelestarian bahasa daerah pun mulai terjajah dengan pembangunan yang mengarah pada “mengkotakan desa”. Lambat laun desa yang khas dengan budaya dan bahasa, berubah menjadi kota dengan pesatnya pembangunan dan perkembangan sekarang ini. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh dalam bahasa yang menjadi peran penting dalam berkomunikasi.

Generasi milenial yang hidup dalam ruang lingkup yang luas, sejak kecil tentu memiliki pengaruh positif dan negatif bagi tumbuh kembangnya. Setiap generasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun, bukan untuk mengkritik kekurangan setiap generasi melainkan mengambil pelajaran positif di era sekarang maupun sebelumnya. Bahasa Indonesia merupakan perwujudan bangsa, indonesia memiliki keramah tamahan dalam kehidupan sosial dan spiritual. Maka sebagai generasi penerus bangsa lestarikan lah bahasa daerah kita.

 


Nama    : Ni Wayan Cempaka Angsuya Murdayana
NIM      : 120211657


Opini Pada Youtube 

Tema               : Bahasa Indonesia 

Waktu terbit    : 28 Oktober 2018

            Pada isi Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjujung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Maka dengan semboyan tersebut, bahasa Indonesia berfungsi sebagai identitas nasional dan sebagai bahasa nasional yang dapat mempersatukan atau mempererat hubungan antar suku di Indonesia. Menurut saya, dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kita dapat memahami satu sama lain walaupun berbeda suku atau budaya. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia dalam hal komunikasi. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan pemahaman kita atas suatu hal, sudut pandang, pendidikan, bahkan kita dapat mengekspresikan diri dan menuangkan emosi melalui bahasa itu sendiri. 

            Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa memang berjalan dengan baik, namun dapat terancam dengan adanya globalisasi dan perkembangan jaman. Globalisasi pada kehidupan kita yang akan berdampak juga pada penggunaan bahasa di kalangan masyarakat Indonesia. Karena bahasa Indonesia mulai terpengaruh oleh berbagai macam bahasa lain, salah satunya yaitu bahasa Inggris. Hal ini dapat disebabkan oleh pertukaran budaya dan informasi melalui internet, televisi, media sosial, dan lainnya. Bahasa Inggris biasanya menjadi bahasa yang paling mudah mempengaruhi bahasa – bahasa lain di dunia karena penggunaannya sebagai bahasa Internasional yang mudah dijumpai dan digunakan di luar negeri. Banyak masyarakat yang ingin mempelajari bahasa Inggris untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari karena agar lebih terkesan keren jika di dengar oleh orang lain. Tentu ini merupakan suatu hal yang menyedihkan karena masyarakat Indonesia lebih bangga jika mereka mampu menguasai bahasa asing daripada menguasai bahasa Indonesia. Di era globalisasi dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya dapat kita manfaatkan untuk mempertahankan bahasa Indonesia. Salah satunya yaitu dengan memberikan pembelajaran bahasa Indonesia melalui perkembangan teknologi tersebut. Adapun contohnya yaitu seperti pemanfaatan media sosial yang dapat dijadikan wadah untuk berbagi ilmu. Berbagi ilmu ini bisa dengan membuat konten pada Youtube yang menarik dan mudah dipahami oleh pendengar tentang melestarikan bahasa Indonesia. 

Disamping adanya globalisasi, penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa  gaul juga sering digunakan dalam percakapan sehari – hari oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang berada pada perkotaan. Hal ini dikarenakan jika menggunakan bahasa Indonesia saja akan menimbulkan kesan formal dan baku pada percakapan sehari – hari. Oleh karena itu, masyarakat lebih senang menggunakan bahasa gaul. Bahasa ini biasanya menyebar dari mulut ke mulut, atau bisa juga dari media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Whatsapp, dan lain sebagainya. Perkembangan tren bahasa gaul di dalam maupun luar negeri dapat langsung masuk dan berkembang menjadi bahasa sehari – hari masyarakat. Penggunaan bahasa gaul juga dapat mempersulit penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena masyarakat lebih mudah dan sudah terbiasa dalam menggunakan bahasa gaul, sehingga sulit bagi mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal kita sudah mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia di setiap tingkat sekolah dan juga pada saat pembelajaran di sekolah yang mengharuskan kita semua untuk menggunakan bahasa Indonesia yang bersifat formal. Kita tidak bisa menggunakan bahasa gaul pada saat pembelajaran di sekolah karena bahasa gaul tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga pada saat bekerja di kantor, laporan yang dibuat tidak di perkenankan menggunakan bahasa gaul karena akan dianggap tidak sopan dalam menyampaikan laporan kepada rekan bekerja. Jadi, lebih baik kita mengetahui situasi saat menggunakan bahasa agar bisa terlihat lebih sopan. 

Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengendalikan itu semua agar penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing tidak sampai merusak tata bahasa Indonesia. Untuk menghindari penggunaan bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, perlu adanya penanaman dan pemahaman akan cinta tanah air terutama pada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat tersebut, masyarakat Indonesia akan lebih bangga dan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia daripada bahasa gaul atau bahasa asing. Cara tersebut dapat dilakukan di lingkungan sekitar masyarakat, seperti rumah, sekolah, kantor, dan tempat lainnya. Maka dari itu, kita sebagai pelajar juga harus lebih sadar akan pentingnya bahasa Indonesia ini. Kita juga harus bisa menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia supaya tidak sampai dilupakan oleh generasi selanjutnya. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada setiap kesempatan, berarti kita ikut serta dalam melestarikan bahasa Indonesia tersebut. Maka, jadikanlah bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa dari begitu banyaknya perbedaan yang ada, sehingga perjuangan para pahlawan pada zaman dahulu tidak sia-sia untuk mengikrarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia. 

 


Nama    : Anak Agung Ayu Amira Wullandari
NIM      : 120211676


OPINI : Selamatkan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

 

Mengingat peristiwa 28 Oktober 1928 yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, dimana dalam peristiwa tersebut berhasil dirumuskannya 3 poin penting yaitu “ bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” yang melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang dimana persatuan tersebut membawa Indonesia menjadi negara yang merdeka.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara secara resmi berlaku sejak diundangkan UUD 1945, pada 18 Agustus 1945 dengan fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pendudukanm perencanaan dan pelaksaan pembangunan. Bahasa Indonesia masuk kedalam satu poin dalam sumpah pemuda dikarenakan bahasa merupakan salah satu alat pemersatu bangsa. Apalagi kita ketahui bahwa Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang dimana memiliki bahasanya masing-masing yang tentunya berbeda-beda. Dengan ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, masyarakat Indonesia dapat bersatu.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang diserap dari bahasa Melayu-Riau. Tapi dilihat dari jumlah pemakainnya di Indonesia, bahasa Jawa lah yang merupakan bahasa terbesar dari segi pemakaiannya. Walaupun begitu, bahasa Melayu tetap dipilih sebagai bahasa Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan bahasa Indonesia semakin berkembang dan beradaptasi. Namun disisi lain, bahasa daerah tetap memiliki peran dan tetap dijaga eksistensinya.

Namun, seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan bahasa Indonesia lumayan memprihantinkan. Banyak keluarga Indonesia khususnya di kota-kota besar menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Tidak hanya digunakan di rumah, tapi juga digunakan di sekolah-sekolah. Adapun sekolah internasional yang menggunakan kurikulum dari luar negeri yang mengharuskan sekolah tersebut menggunakan bahasa inggris dalam system pembelajarannya. Dan orang tua juga mendukung hal tersebut karena banyak orang tua merasa bangga dengan anaknya yang dapat fasih berbicara dalam bahasa asing. Akibat dari hal tersebut, saat ini banyak dapat ditemui orang yang saat berbicara menyelipkan kata bahasa Inggris. Bahkan tidak sedikit orang merasa aneh saat mengatakan kata dalam bahasa Indonesia dan lebih nyaman menyebutkannya dalam bentuk bahasa Inggris. Hal ini menimbulkan stigma bahwa bahasa Indonesia sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat seiring dengan berkembangnya jaman.

Menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris di era globalisasi sebenarnya bukanlah hal yang salah, karena kemampuan tersebut bisa digunakan untuk bersaing di kancah global baik dalam ekonomi maupun lainnya. Namun untungnya, bahasa Indonesia masih lekat dipakai oleh masyarakat di daerah-daerah terpencil, yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah sehingga bahasa Indonesia masih digunakan sebagai sarana komunikasi berdampingan dengan bahasa daerah.  Jadi hal ini bukanlah suatu masalah, namun perlu diperhatikan bahwa setekun apapun kita belajar bahasa asing, jangan sampai melupakan bahasa sendiri. Jangan sampai bahasa Indonesia mengalami kepunahan akibat berkurangnya masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa tanah air, kebanggan, dan pemersatu bangsa Indonesia.

Karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan melalui Kementrian Pendidikan yang mengatur setiap sekolah untuk memberikan pengajaran bahasa Indonesia dari Taman Kanak-Kanak hingga ke tingkat Perguruan Tinggi, termasuk juga sekolah internasional yang berada di Indonesia. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan Lembaga Pendidikan yang mengadakan kompetisi berbasis bahasa Indonesia, dapat berupa penulisan makalah, pusisi, cerpen, maupun cerita tentang kebanggan terhadap berbahasa maupun berbangsa Indonesia. Dengan begitu, bahasa Indonesia akan tetap lestari di tengah era globalisasi.

Walaupun masih ada masyarakat khususnya di daerah kecil masih menggunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia. Tetaplah lestarikan bahasa Indonesia, jangan sampai kita masyarakat Indonesia kehilangan jati diri bangsa. Mari kita cintai bahasa Indonesia dan menyelamatkan bahasa nasional kita.

 


Nama    : Ni Kadek Linda Kristya Dewi
NIM      : 120211678

Bahasa Indonesia dan Generasi Kini

 

Bahasa Indonesia memegang peranan penting pada semua aspek kehidupan. Saat ini adalah generasi milenial, masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital. Hal tersebut berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia, keadaan yang ada sekarang adalah fungsi bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa asing dan adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah bahasa asing. Padahal padanan dalam bahasa Indonesianya ada, dikarenakan sikap yang menyakini bahwa akan terlihat modern, terpelajar dan dengan alasan mempermudah komunikasi di era milenial. Istilah generasi Milenial dewasa ini sedang viral, khususnya di media sosial. Netizen (warganet) sering menyebutnya dengan kids jaman now. 

Berbicara mengenai Bahasa, Bahasa sudah muncul sejak revolusi kognitif. Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu Riau. Istilah Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 2 Mei 1926 pada kongres pemuda yang pertama. Tujuannya adalah membuat suatu perekat dan mulai berkembang pesat sejak tahun 1945 karena pemerintah baru menetapkan UU yang disebut dengan perencanaan Bahasa. Seiring dengan perkembangan jaman, sampai saat ini ejaan Bahasa Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend di seluruh dunia. Pengaruh sosial media dapat memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat.

Generasi kini jauh lebih dekat dengan mitos bersama yang sifatnya lebih global. Sejak ada google, industri iklan bubar karena tidak mampu bersaing dengan Google. Jadi sirkulasi ekonomi sangat termonopoli secara luar biasa dikorporasi global. Bahasa bisa memproteksi sebuah masyarakat dari tawaran industri teknologi. Terdapat dua hal yang saat ini mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia yaitu Kebanggaan memudar karena globalisasi yang sebagai kebanggaan dunia. Kebanggaan memudar ini terlihat saat generasi Kini merasa tidak perlu  menggunakan satu bahasa dengan tertib. UU No.24 Tahun 2009 yang mewajibkan untuk penggunaan Bahasa Indonesia pada berbagai acara yang berada di Indonesia. Selain Kebanggan menggunakan Bahasa Indonesia Berkurang Keterampilan Genarasi Kini terhadap Bahasa Indonesia menurun, dapat diambil contoh ketika nilai ujian Bahasa Inggris lebih tinggi daripada nilai ujian Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menempati posisi unik terutama dalam pembentukan nasionalisme. Hal tersebut bisa dinyatakan bahwa nasionalisme Indonesia yang pertama kali adalah nasionalisme tentang Bahasa artinya Bahasa jaman dulu sangat erat dengan nasionalisme. Indonesia tidak menggunakan Bahasa penjajah sebagai Bahasa nasionalnya seperti negara lain. Pada zaman dahulu, bahasa Indonesia tidak se-‘variasi’ sekarang dalam pengucapan maupun dari tulisannya. Pada waktu itu orang-orang masih belum mengetahui secara baik penggunaan bahasa Indonesia dikarenakan mereka masih menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.

Bahasa Indonesia yang sudah tersusun pun kala itu hanya digunakan oleh orang-orang yang telah mengenyam bangku sekolah pada masa itu. Walaupun bahasa Indonesia sekarang sudah sampai ke pelosok tentang pelajarannya dikarenakan faktor globalisasi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih lebih baik di zaman dahulu dibandingkan dengan zaman sekarang. Jadi tidak menutup kemungkinan di zaman yang lebih modern, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan semakin terberangus. Penggunaan bahasa akan lebih gaul dan berasimilasi dengan bahasa-bahasa dunia lainnya yang lebih terkenal seperti Iggris, Arab, Francis, Jepang, Cina, dan lain-lain. Hal itu bisa diprediksi dikarenakan pelajaran bahasa Indonesia sendiri dianggap sebelah mata oleh pendidikan saat ini. Dengan beralaskan bahasa Indonesia adalah bahasa ibu sehingga tidak diajarpun maka anak-anak akan tahu. Tentu saja hal tersebut keliru, malahan seharusnya Bahasa Indonesia sendirilah yang mesti dilestarikan jangan memperbanyak mata pelajaran asing dibandingkan Bahasa Indonesia di kurikulum pendidikan saat ini. Bahasa Indonesia saat ini kalah jauh dengan Bahasa Inggris yang digunakan orang-orang sebagai bahasa dunia. Untuk bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi di dalam maupun di luar negeri syaratnya harus menguasai Bahasa Inggris. Jadi sungguh ironi saat seorang anak akan dipandang luar biasa saat menguasai bahasa Inggris walau nilai bahasa Indonesianya jeblok.

“Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing”. Kita harus mengutamakan Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional. Tetap melestarikan Bahasa daerah masing-masing agar tidak adanya kepunahan Bahasa daerah. Namun sebagai generasi masa kini juga harus menguasai Bahasa asing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia luar. 



Nama    : Ni Putu Valentia Putri Febrianti

NIM      : 120211624 


Bahasa Indonesia dan Generasi Kini

Istilah bahasa indonesia lahir pada tgl 12 mei 1926 pada kongres pemuda I tujuannya adalah sebagai perekat.Bahasa Indonesia sebagaimana yang kita tahu menempati posisi terutama dalam pembentukan Nasionalisme. Indonesia sebagai negara bekas kolonial justru mampu mengkontruksi sendiri bahasa yang tidak berasal dari bahasa penjajahan nya berbeda dengan kasus yang terjadi di negara-negara Amerika Latin yang justru menggunakan bahasa penjajahnya sebagai bahasa nasionalnya. Memang Bahasa Indonesia pada mulanya berpangkal pada bahasa melayu tapi sesuai seiring perkembangannya bahasa indonesia sangat fleksibel terbuka dan mencerap berbagai macam hasanah baik dari lokal maupun internasional. Artinya dengan posisi bahasa indonesia yang seperti itu kita bisa menyatakan bahwa nasionalisme pertama kali adalah tentang bahasa. Bahasa tentang zaman dulu sangat erat kaitannya dengan sikap nasionalisme Indonesia, karena sebelum kemerdekaan politik diproklamirkan pemuda sudah memproklamirkan persatuan bahasa dan ini yang diaebut dengan Bahasa Indonesia pada sumpah pemuda.

Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia. Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh. Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja. Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya. Namun yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal. Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel “sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu.

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang menggunakannya dengan benar, sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna Bahasa Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa prokem atau bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia tidak digunakan sebagaimana mestinya dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja kita agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang nyata dari diri sendiri, masyarakat dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen penting untuk perubahan agar remaja, nasyarakat dan pemerintah Indonesia memiliki rasa bangga akan bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai identitas Bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggan nasional.

Dengan demikian, utamakan bahasa indonesia karena itu bahasa nasional kita dan bahasa resmi kita dan lestarikan bahasa daerah karena kita itu punya budaya yang beragam sayang kalau itu punah dan juga kuasai bahasa asing karena dunia mengalami globalisasi.

Comments